Apa itu SDLC?
Yap!!
SDLC (System Development Life Cycle )
atau bahasa indonesianya siklus hidup pengembangan sistem
ialah sebuah siklus untuk membangun sistem dan memberikannya kepada
pengguna melalui tahapan perencanaan, analisa, perancangan dan implementasi
dengan cara memahami dan menyeleksi keadaan dan proses yang dilakukan pengguna
untuk dapat mendukung kebutuhan pengguna
SDLC merujuk pada suatu model dan metodology dalam membangun
sebuah sistem komputer. System Development Life Cycle (SDLC) juga
merupakan pusat pengembangan sistem informasi yang efisien. SDLC terdiri dari 4
(empat) langkah kunci yaitu, perencanaan dan seleksi, analisis, desain,
implementasi dan operasional
Ada banyak model yang bisa diterapkan dalam SDLC diantaranya:
- Waterfall Model
Merupakan model yang paling banyak dipakai didalam Software
Engineering (SE). Model ini melakukan pendekatan secara sistematis dan urut
mulai dari level kebutuhan sistem lalu menuju ke tahap analisis, desain,
coding, testing / verification, dan maintenance
- Prototype
Prototyping adalah salah satu pendekatan dalam rekayasa perangkat
lunak yang secara langsung mendemonstrasikan bagaimana sebuah perangkat lunak
atau komponen-komponen perangkat lunak akan bekerja dalam lingkungannya sebelum
tahapan konstruksi aktual dilakukan
- RAD (Rapid Application Development)
Rapid application development (RAD) atau rapid prototyping adalah
model proses pembangunan perangkat lunak yang tergolong dalam teknik
incremental (bertingkat)
- Agile Software Development
Agile merupakan adalah jenis pegembangan sistem jangka pendek yang
memerlukan adaptasi cepat dan pengembang terhadap perubahan dalam bentuk apapun
Siklus hidup pengembangan sistem informasi saat ini terbagi
atas menjadi lima fase, yaitu :
-Perencanaan sistem
-Analisis sistem
-Perancangan sistem secara umum / konseptual
-Evaluasi dan seleksi sistem
-Merancangkan sistem secara detail
Implementasi
sistem
Penggunaan / Pengoptimalan penggunaan SDLC pada PT.HM
SAMPOERNA
Identifikasi
masalah
-operasional harian yang sangat rumit
-penginputan data manual di akhir jam kerja yang menyulitkan
-membutuhkan banyak waktu untuk menggabungkan semua data dari
berbagai departemen
-akses data yang terbatas oleh staf yang membutuhkan manajer
Analisis
Sistem
-Efisiensi waktu yang buruk dikarenakan penginputan memakan waktu
yang lama
-Tingkat kerangkapan data tinggi
-Tingkat kesalahan yang diakibatkan human eror sangat tinggi
-Rumitnya untuk dapat mengakses data
-Keterlambatan pembaruan dari perubahan resep rokok
Dari berbagai alasan yang telah diungkapkan di atas, maka
pengembangan Sistem Informasi pada PT. HM Sampoerna dibuat untuk menyelesaikan
masalah yang sejak lama ada diperusahaan, namun butuh proses pengujian terlebih
dahulu
1. Analisis Kebutuhan
Langkah ini menentukan apakah rencana sistem ini ekonomis dan menguntungkan. PT. HM Sampoerna menilai apakah sistem yang dirancang lebih menguntungkan membuat atau membeli dari vendor.
2. Mendefinisikan keperluan
Langkah ini sangat penting pada pendekatan SDLC. SDLC menyampaikan spesifikasi secara detail apa yang harus dilakukan dari sistem pada waktu tertentu input harus diterima, input harus dijual, proses harus dilakukan, dan pelaksanaan harus meyakinkan. Mendefinisikan keperluan harus lengkap, akurat,dan detail karena akan digunakan untuk mendesain program dan dapat menentukan kualitas program. PT. HM Sampoerna memerlukan waktu beberapa tahun dalam mengumpulkan dan mengukuhkan apa yang diperlukan TI.
3. Menciptakan short list dari paket
Dalam membangun TI pada PT. HM Sampoerna, konsultan membantu perusahaan dalam beberapa bagian project. Perusahaan juga menggunakan internet, yellow pages, dan brosur.
4. Menerapkan kriteria untuk seleksi
Dalam tahap ini, baik tim bisnis dan tim TI harus dapat bekerja bersama untuk menentukan kriteria yang relevan untuk paket dan vendor yang terbaik untuk perusahaan.
5. Memilih paket
PT. HM Sampoerna memilih paket Oracle.
2. Tahap kontruksi
3. Tahap Implementasi
Keputusan perusahaan untuk menggunakan phasing strategy sangat tepat karena karakteristik dari PT. HM Sampoerna sebagai perusahaan yang sangat besar dengan sistem yang sangat luas dan kompleks. Karena strategi ini menggunakan waktu yang lama.
Langkah dari tahap ini adalah:
· Pemasangan
Tahap pemasangan pada SDLC memerlukan rencana pemasangan, data cleanup, dan perubahan. Faktor kunci kesuksesan dari pemasangan paket sistem adalah kualitas dari vendor selama tahap ini berlangsung.
· Pelaksanaan
PT. HM Sampoerna mempunyai kemudahan untuk memperoleh dukungan dari vendor ketika timbul masalah.
· Pemeliharaan
PT. HM Sampoerna juga memikirkan faktor ini meskipun pemeliharaan merupakan tugas dari vendor sebelum paket diganti. Untuk mempersiapkan diri menghadapi hal yang terburuk, PT. HM Sampoerna menyusun rencana kuat yang terpisah untuk devisi TI dengan memberikan kesempatan lebih untuk para karyawan memperdalam pengetahuan tentang sistem dan keahlian TI yang lain, sehingga ini akan mengurangi ketergantungan perusahaan terhadap vendor.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar